Senin, 28 November 2011

ESKATOLOGI SINGKAT

BAB I
PENDAHULUAN DAN LATAR BELAKANG ALKITABIAH
Definisi
Secara terminologis, istilah eskatologi dibangun dari dua kata Yunani, yaitu eskhatos, yang artinya “akhir” atau “terakhir”, dan logos, yang artinya “Firman” atau “ajaran”. Namun secara teologis, istilah eskhatos dipakai untuk menjelaskan doktrin eskatologi, yakni mengungkapkan hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Jadi, dapat didefinisikan bahwa eskatologi ialah ilmu atau doktrin yang mempelajari hal-hal ajaib yang akan terjadi pada saat kedatangan Kristus yang kedua pada masa yang akan datang, sesuai dengan kesaksian Alkitab. Peristiwa-peristiwa penting yang akan terjadi tersebut meliputi kebangkitan orang percaya dan pengangkatan gereja, bema atau takhta pengadilan Kristus untuk menentukan pembagian mahkota, masa tribulasi atau kesengsaraan dan pembinasaan terhadap Antikristus dan para pengikutnya, Kerajaan Syalom atau Kerajaan Millenium selama seribu tahun, penghukuman dan pembinasaan iblis serta semua orang yang menolak Yesus dari segala zaman, kemudian diakhiri dengan langit dan bumi baru.
Sedangkan istilah biblika berasal dari kata sifat bahasa Inggris biblical, yang artinya “dari atau dalam Alkitab”. Dengan demikian, Doktrin Eskatologi dalam buku ini dibangun berdasarkan kaidah eksegetis biblika.
Penafsiran Nubuat
 Aspek esensial doktrin eskatologi ialah fakta futuristic, yaitu pengungkapan sejumlah peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang melalui nubuat pada masa yang lampau. Bagaimana kecenderungan dan sikap seseorang terhadap nubuat Alkitab, hal yang pasti adalah bahwa seluruh kebenaran itu akan digenapi oleh Tuhan. Prinsip penafsiran harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan umum yang perlu diambil dalam menafsirkan Alkitab, yakni: interpretasi kata-kata, interpretasi konteks, interpretasi sejarah, interpretasi gramatikal dan interpretasi bahasa lambang.
Interpretasi literal adalah tafsiran yang merupakan hasil dan pengamatan terhadap cara Allah menyatakan dan memenuhi wahyuNya. Prinsip interpretasi literal harus dipertahankan dalam menafsirkan nubuat sebab telah terbukti bahwa pola tersebut digunakan oleh Perjanjian Baru dalam menggenapi nubuat Perjanjian Lama. Hukum double reference ialah sebuah nubuat yang mempersatukan dua peristiwa yang digenapi secara terpisah jauh, dimana penggenapan yang satunya terjadi dalam kala kini atau lampau. Salah satu aspek yang penting dalam metode penafsiran ialah aspek gramatika. Pengusaan dan pemahaman gramatika bahasa asli Alkitab menjadi sangat penting dalam upaya hermeneutic atau penyelidikan teks.

Perjanjian
Meskipun ada sangat banyak persoalan yang tidak jelas dan tidak pasti di dunia ini, satu hal yang pasti adalah “Perjanjian Allah” (Hak. 2:1). Pengertian dasar istilah perjanian diangkat dari kata Ibrani, “berit” yang diterjemahkan sebagai “perjanjian”. Secara teologis berit digunakan untuk mengungkapkan perjanjian antara Allah dengna manusia yang meliputi perjanjian Allah dengan Abraham (Kej. 12:1-3). Implementasi dari seluruh wahyu tersebut disajikan Allah melalui perjanjian ilahi kepada pribadi-pribadi tertentu yang secara teologis dikenal dengan beberapa sebutan, antara lain: Perjanjian Adam, Perjanjian Nuh, Perjanjian AbrahamPerjanjian Musa, Perjanjian Palestina, Perjanjian Daud, dan Perjanjian Baru.
PERIODE 70x7 MASA
Nubuat tentang periode 70x7 masa di dalam Daniel. 9:24-25 dilatarbelakangi oleh nubuat kejatuhan Babel ke tangan Media Persia (Dan. 9:12). Terdapat enam aspek utama yang ditekankan dalam pemulihan selama 490 tahun tersebut: Untuk melenyapkan kefasikan, mengakhiri dosa, menghapuskan kesalahan, mendatangkan keadilan yang kekal, menggenapi penglihatan dan nubuat dan mengurapi yang Maha kudus.
Menurut Alkitab, nubuat tersebut dimulai dari saat firman itu keluar, yakni ketika Yerusalem mulai dipulihkan dan dibangun kembali. Walvoord setuju pendapat bahwa satu-satunya yang cocok dengan pembangunan kota dan tembok Yerusalem adalah dekrit Asthasastapada tahun 445-444 SM yang diberikan kepada Nehemia. (Neh. 1:3; 2:4-8). Dalam kenyataan historis, periode 483 tahun telah digenapi pada tahun 33 M, yakni pada saat kematian Kristus. Karena itu masih tersisa 7 tahun masa terakhir dari masa 490 tahun itu yang belum digenapi.
PERIODE 1x7 MASA
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa periode 1x7 masa yang dicatat dalam Dan. 9:27 secara pasti menunjuk pada masa tribulasi selama tujuh tahun (Why. 11:3; 12:6). Masa yang akan dimulai setelah gereja diangkat dan dilanjutkan dengan peristiwa kedatangan Kristus untuk memerintah di bumi.
Permasalahan pokok yang perlu dituntaskan dalam tulisan ini ialah bagaimana konsep dan ajaran pengangkatan gereja dan kedatangan Kristus yang kedua di bumi, karena banyaknya pandangan yang controversial dari berbagai pihak.

BAB II
PERSEPSI DOKTRINAL MENGENA
 KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA

Teologi Liberal
Dalam perkembangan kekristenan, istilah tersebut dimunculkan dalam dunia teologi guna menjelaskan pandangan dan ajaran tertentu yang dikenal dengan sebutan “teologi liberal”, yaitu paham teologi yang mendasarkan ajarannya tidak pada Alkitab, melainkan pada rasio serta penemuan-penemuan empiris. Paham teologi liberal mengajarkan bahwa masyarakat saat ini sedang menuju kepada realisasi Kerajaan Allah. Kerajaan tersebut sudah ada di tengah manusia dan meliputi penebusan dan keselamatan, bukannya penghukuman atas dosa. Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang terjadi pada masa datang yang bersifat supernatural. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsep kedatangan Kristus yang kedua untuk mengangkat gereja dan memerintah dalam Kerajaan Millenium di bumi tidak ditemukan dalam eskatologi kaum liberal.
Paham ini juga mengatakan bahwa orang mengalami pembaharuan hidup jika ia menjadi bagian dari masyarakat dan bukan karena kematian dan kebangkitan Kristus. Beberapa tooh teolog liberal adalah Albrcht Ritchl, Adolph von Harnack, Horace Bushnell, Walter Rauschenbusch, dll.
Terdapat tiga pandangan yang berkembang dalam lingkup teologi servatif, yaitu: amillenialisme, postmillenialisme dan premillenialisme. Dalam konteks teologi, istilah tersebut mengacu pada pengertian Kerajaan Seribu Tahun.

AMILLENIALISME
Amillenialisme adalah pandangan yang menolak akan adanya Kerajaan Seibu Tahun secara literal yang akan didirikan oleh Kristus di bumi pada masa depan. Agustinus adalah sosok yang memberikan kontribusi terbanyak terhadap pencetusan paham amillenialisme. Kaum amillenialisme menguasai dan mempengaruhi era protestan, termasuk kaum reformed. Prinsip utama dari hermeneutik amillenialisme adalah memprioritaskan data-data Perjanjian Baru dari pada Perjanjian Lama. Implikasi dari prinsip ini adalah kecenderungan untuk merohanikan sejumlah nubuat PL yang tidak semestinya dilakukan oleh PB.
Berikut beberapa pandangan eskatologi amillenialisme. Pertama, semua peristiwa dimasa depan yang berhubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi secara bersamaan pada saat Kristus datang untuk kali kedua. (Yoh. 5:28-29; 1Kor. 15:5). Kedua, pemulihan Israel sebagai bangsa terjadi sebelum kedatangan Kristus untuk mengangkat jemaat. Ketiga, kaum amillenial menggapa bahwa Why. 20:4-6 merupakan penglihatan tentang pemerintahan orang Kristen bersama Yesus.
POSTMILLENIALISME
Postmillenialisme adalah pandangan yang beranggapan bahwa Kerajaan Allah saat ini sedang berlangsung secara meluas melalui pemberitaan serta pekerjaan Roh Kudus dalam diri setiap orang percaya. Ciri utama doktrin postmillenialisme adalah pandangan bahwa gereja adalah alat untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Postmillenialisme didirikan pada abad 19 hingga abad 20 oleh sejumlah tokoh seperti: Charles Hodge, William Shedd, Warfield A. Hodge, dll. Karakter dan esensi utama pandangan ini adalah adanya suatu kemajuan masyarakat damai secara bertahap menuju kesempurnaan di masa depan.
PREMILLENIALISME
Premillenialisme percaya bahwa gereja akan mengalami pengangkatan ketika Kristus datang di angkasa (1Tes. 4:13-18) sebelum masa tribulasi. Adanya Kerajaan Seribu tahun di bumi akan dibangun oleh Allah sendiri setelah terjadi kebangkitan orang mati dan setelah Kerajaan Seribu tahun berakhir maka terjadilah penghancuran serta penghukuman terhadap dunia. Seiring perkembangannya paham ini telah terbagi menjadi dua bagian: Premillenialisme dispensasional dan Premillenialisme sejarah. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan metode penafsiran dari kedua kelompok. Premillenialisme dispensasional berpegang pada prinsip penafsiran litaral, sedangkan premillenialisme sejarah cenderung menggunakan prinsip penafsiran alegoris atau rohani.
Penganut premillenial dipensasional dalam sejarah perkembangan eskatologi telah terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan metode penafsiran serta keuakinan masing-masing atas peristiwa pengangkatan gereja. Pertama, pandangan posttribulasi yang mengajarkan bahwa jemaat akan masuk ke dalam tribulasi dan emngalami penderitaan selama masa tersebut, seetelah masa itu berakhir gereja akan diangkat ketika Kristus datang kedua kali. Kedua, Midtribulasi yang mengajarkan bahwa gereja akan diangkat tepat pada pertengahan masa tujuh tahun dari tribulasi atau pada tiga setengah tahun pertama. Ketiga, pandangan partial yang beranggapan bahwa hanya sebagian orang percaya yang siap secara rohani akan emngalami rapture atau terhindari dari siksaan masa tribulasi, sedangkan orang percaya yang seringkali jatuh dalam dosa akan masuk ke dalam tribulasi untuk mengalami secara total. Keempat, pandangan pretribulasi yang berketetapan percaya bahwa secara pasti gereja akan menikmati rapture dengan kemuliaan Krsitus sebelum tribulasi tiba (1Tes. 5:9-10).
BAB III
KEMATIAN SEBAGAI AKIBAT DOSA

Dosa dan kematian termasuk problem rohani utama dan sentral dalam kehidupan manusia. Penolakan dari pihak tertentu terhadap ajaran mengenai kebangkitan tubuh dan ajaran tentang kedatang Kristus yang kedua mungkin saja terjadi, tetapi tidak seorang pun yang sanggup membantah kenyataan bahwa semua orang pasti mengalami kematian sebagai akibat dosa (Rm. 3:23; 6:23).
Alkitab mengajarkan bahwa Allah sangat mengasihih manusia dan memiliki rencana yang indah bagi setiap orang (Yoh. 3:16; 10:10b). Tetapi semua orang telah berdosa oleh dosa Adam. Menurut Alkitab secara umum dosa dapat dikategorikan dalam tiga jenis antara lain; Dosa Warisan, yaitu keadaan manusia yang berdosa yang dibawa sejak lahirnya. Dosa Imputasi, dosa ini juga disebut dosa pelimpahan, yaitu dosa yang diturunkan secara langsung dari Adam kepada setiap orang dalam tiap-tiap generasi. Dosa Pribadi, yaitu dosa atau perbuatan jahat yang dilakukan sendiri oleh setiap orang yang telah memiliki rasa tanggung jawab.
TEMPAT ORANG MATI
Kematian bukanlah akhir dari kisah kehidupan manusia. Ketika manusia mati, tubuh insaninyalah yang berakhir tetapi jiwa atau rohnya tetap hidup. Roh orang yang ada dalam Yesus akan selamat dan pergi ke Sorga (1Kor, 5:5), tetapi mereka yang menolak Yesus, maka rohnya akan masuk ke dalam neraka (1Pet. 3:20).
Perjanjian Lama
Pada umumnya keberadaan orang-orang yang mati dalam masa PL dijelaskan dengan kata Ibrani yarad yang artinya “turun” ketempat dunia orang mati (Sheol, Kej. 37:35; Bil. 16:33). Sheol adalah tempat orang mati yang berada di bagian bumi yang paling bawah. Dalam septuaginta, sheol diterjemahkan dengan hadesh. Dengan demikian sheol bukan lokasi untuk menampung tubuh orang mati tetapi merupakan tempat bagi jiwa orang-orang mati. Orang mati yang percaya maupun orang kafir pada masa PL ditempatkan di sheol.

Perjanjian Baru
PB yang dimaksud adalah periode yang dimulai dari kelahiran Yesus hingga kenaikanNya. Dalam kasus Lazarus (16:22-31), dapat diketahui bahwa Lazarus dan Abraham dalam dialog itu bukan berada di Sorga, melainkan di tempat yang sama dengan orang kaya itu yaitu di hadesh. Namun, lokasi mereka dipisahkan oleh jurang yang tak tersebrangi. Malaikat tidak membawa Lazrus ke sorga setelah kematian, melainkan ke salah satu bagian dari hadesh yang disebut dengan firdaus.
Masa Gereja
Setelah Yesus naik ke sorga, tepatnya sejak gerja didirikan pada jari pentakosta, jiwa orang percaya atau jemaat yang meninggal dunia tidak lagi turun ke pangkuan Abraham, tetapi langsung diangkat ke sorga (2Kor. 5:8; 12:2-4; Flp. 1:23). Dengan demikian orang percaya segera menghadap Kristus di sorga ketika meninggal sedangkan orang yang menolak Kristus tetap turun ke hades/sheol setelah mengalami kematian untuk menerima penyiksaan.

BAB IV
RAPTURE
KEBANGKITAN DAN PENGANGKATAN GEREJA

Peristiwa akbar seputar pengangkatan gereja merupakan salah satu pusat perngharapan eskatologi orang percaya. Keyakinan tersebut berhubungan erat dengan kedatangan Kristus yang kedua (parousia). Kedatangan Tuhan sesungguhnya dapat diidentifikasi melalui tanda-tanda khas yang akan terjadi, walaupun saatnya yang tepat tidak dapat diantisipasi atau ditentukan sebelumnya. KedatanganNya  untuk mengangkat jemaat ditandai dengan tiupan sangkakala malaikat dan seruan nyaring, kemudian diikuti dengan kehadiran Tuhan diangkasa namun tidak menginjakkan kakiNya di bumi. Dalam 1Tes. 4:16-17 diberitahukan bahwa perjumpaan Kristus dengan gerejaNya secara pasti akan terjadi di angkasa (yang sering disebut dengan “pertemuan di angkasa”), bukan di bumi atau di surge apalagi ditempat yang tidak jelas.
Anugerah dan keajaiban lain yang akan terjadi dalam peristiwa rapture ialah bahwa Kristus memberikan tubuh  yang baru kepada setiap orang percaya, seperti tubuhNya yang mulia (flp. 3:20-21; 1Yoh. 3:2). Pemberian tubuh ini merupakan tindakan yang beralasan sebab jemaat akan hidup bersama Kristus di sorga yang tidak mungkin dihuni dengan tubuh fana dan penuh dosa. Istilah mengubah dalam Flp. 3:21, adalah terjemahan dari kata metaskhematizo. Istilah ini dibangun dari kata schema, yang artinya bentuk penampilan alami yang meliki sifat-sifat insane (flp. 2:7), kata ’serupa’ diterjemahkan dari kata symmorphos yakni istilah dari kata  morphe yang berarti bentuk penampilan ilahi yang memilik sifat-sifat supernatural, biasa digunakan untuk Kristus guna menyatakan dan memperlihatkan seluruh kemulian Allah Bapa yang ada di dalam diriNya.
Dalam 1Tes. 5:2-3 telah diniformasikan bahwa hari Tuhan yaitu kedatangn Kristus sesungguhnya akan terjadi secara tiba-tiba. Alkitab menegaskan bahwa tidak seorangpun yang bias mengetahuinya. Saat kedatangan Kristus ditetapkan menurut keputusan ilahi dan kedaulatan bapa di sorga yang tidak dapat dipahami oleh siapapun (Mat. 24:36). Ketika Kristus datang dan mengangkat gerejaNya, maka Ia memenuhi janjiNya bahwa gerejaNya tidak akan masuk ke dalam masa penderitaan di tribulasi, karena Allah sendiri telah menjaminnya (Rm. 5:9; 1Tes. 1:10; 5:9-10; Why. 3:10).
BEMA
Bema ialah momentum pengadilan Kristus bagi setiap orang percaya di sorga (2Kor. 5:10). Bema merupakan istilah Yunani yang berarti “kursi pengadilan”. Penjelasan yang menarik tentang bema dapat dipahami melalui etimologi kata tersebut. Pada zaman Paulus, istilah bema menunjuk pasa kursi yang tinggi sabagai tempat duduk wasit yang memimpin sebuah lomba. Selesai pertandingan, peseta lomba harus berkumpul di sekitar bema untuk menerima hadiah sesuai prestasi yang diraih masing-masing. Demikian juga, bema atau tahta pengadilan Kristus bukanlah tempat untuk menjatuhkan hukuman, tetapi untuk pemberian mahkota bagi setiap orang percaya sesuai perbuatan baik yang ia lakukan selama di bumi.
Menurut Alkitab, upah yang diterima oleh jemaat yang berhasil memenangkan pertandingan iman selama di dunia ialah sejumlah mahkota:
·         Mahkota Abadi → Bagi orang yang senantiasa mempertahankan kekudusan hidup (1Kor. 9:26)
·         Mahkota Kemegahan → Bagi jemaat yang tekun dalam panggilan pelayanan untuk memenangkan jiwa bagi Kristus (1Tes. 2:19)
·         Mahkota Kebenaran → Bagi orang percaya yang senantiasa menantikan kedatangn Kristus yang kedua dengan penuh iman (2Tim. 4:8)
·         Mahkota Kehidupan → Bagi anggota jemaat atau pelayan yang setia melayani dan memuliakan Yesus (Yak. 1:12)
·         Mahkota Kemuliaan → Bagi para gembala jemaat yang tekun dalam tugas penggembalaan jemaat yang ditugaskan kepadanya (1Ptr. 5:4)

PERKAWINAN ANAK DOMBA
Meskipun tidak banyak ayat yang mencatat momentum ini, gagasan tentang peristiwa perkawinan Anak Domba Allah terbukti di dalam surat-surat Paulus yang menyebutkan bahwa gereja adalah tunangan Kristus (2Kor. 11:2) dan mempelai perempuan dari kepala gereja yaitu Kristus (Ef. 5:23-27). Sukacita dan sorak-sorai merupakan suasana yang tak dapat terlukiskan dengan kata-kata. Kegembiraan secara literal dibuktikan dengan isitilah agalliao (Why. 19:7), yang diterjemahkan dengan “bersukacita dan bersorak-sorai”. Istilah gamos  dalam Why. 1:7 menjelaskan gagasan tentang pesta literal, namun semarak dan kemuliaan Pesta Kawni Anak Domba itu jauh lebih mulia dari pesta di dunia.

BAB V
TRIBULASI
MASA PENYIKSAAN DAN KEHANCURAN ANTIKRISTUS

Isitilah tribulasi dalam dunia teologi khususnya eskatologi menunjuk pada masa sengsara yang dasyat sebagai akibat dari tindakan antikristus dan murka Allah yang sangat mengerikan yang menimpa semua umat manusia yang diam di bumi saat itu (Why. 3:10). Masa itu akan berlangsung selama tujuh tahun (Dan. 9:24).
Kerajaan antikristus dan kerajaan sekutunya akan terjadi dalam tiga setengah tahun pertama masa tribulasi, sebagaimana dinubuatkan dalam Dan. 9:27. Pada pertengahan masa tujuh tahun atau di akhir masa tiga setengah tahun pertama, antikristus akan membatalkan perjanjian dengan Israel dan membangun agama dunia seta memaksa penduduk bumi untuk menyembah dia sebagai allah atas alam semesta (Dan. 12:11; Mat. 24:15; 2Tes. 2:4).
Alkitab menyebutkan adanya beberapa tujuan dari masa kesengsaraan itu:
·         Tribulasi mempersiapkan Israel sebagai bangsa untuk menyambut dan menerima kedatangan Mesias (Why. 7:1-8).
·         Tribulasi memeberikan kesempatan terakhir bagi bangsa-bangsa lain untuk menerimaYesus (Why. 7:9).
·         Tribulasi menjadi hukuman atau murka yang setimpal bagi berbagai bangsa atau orang yang menolak Kristus (Why. 3:10; 6:15).
Kronologi Peristiwa Dalam Masa Tribulasi
Kronologi berikut ini tidak mutlak, namun cukup menolong untuk meletakkan peristiwa-peristiwa periode tribulasi dalam susunan yang logis:
·         Antikristus naik takhta pemerintahan dunia
·         Antikristus menguasai poitik dan militer dunia
·         Antikristus menguasai ekonomi dunia
·         Antikristus sebagai Allah bagi dunia
Meskipun gereja telah diangkat ke sorga, dalam masa tribulasi Injil akanterus-menerus diberitakan keseluruh pelosok dunia. Sejumlah kelompok yang dipakai Tuhan untuk melaksanakan misi tersebut antara lain: 144.000 orang Yahudi (Why. 7:4-8), para martir (Why. 20:4), dua saksi (Why. 11:2-3), dan malaikat (Why. 14:6).

Meskipun murka Allah sudah ditumpahkan ke bumi, setan dan antikristus tetap tegar untuk menghujat Allah. Tetapi atas perintah Allah, Mikhael, panglima sorgawi mengambil ahli pertempuran dan menghempaskan setan dan para pengikutnya. Peristiwa lain yang terjadi pada pertengahan masa kesusahan ialah kejadian antikristus yang membatalkan perjanjian damai tujuh tahun dengan Israel (Dan. 9:27).
Pada saat tertentu dalam masa tiga setengah tahun pertama system keagamaan antikristus akan dihancurkan oleh sepuluh raja yang bersekutu saat itu (Why. 17:16-18). Kejatuhannya dijelaskan sebagai kejatuhan Babel, yaitu suatu system keagamaan yang berbentuk sinkritisme. Namun, pada tiga setengah tahun kedua atau dalam tribulasi besar, penyesat itu akan dilumpuhkan secara dasyat melalui murka Allah yang terdiri dari enam sangkakala (Why. 8-9) dan tujuh cawan (Why. 15-16).
Harmagedon adalah nama dari sebuah tempat yang misterius, yang sering diidentifikasikan sebagai Megido, yaitu lembah yang ada di sekitar Yerusalem. Menurut Alkitab, Harmagedon merupakan lokasi antikristus mengumpulkan raja-raja dunia dan para sekutunya untuk berperang melawan Kristus (Why. 16:12-16).
Berdasarkan data Alkitab, menjelang berakhirnya masa tribulasi besar angkatan bersenjata dari segala bangsa akan berkumpul di Harmagedon untuk menyerang Yerusalem, sebagai protes dan pernyataan amarah mereka terhadap Allah yang menumpahkan murka. Apakah peperangan harmagedon hanya dipusatkan di satu tempat tertentu atau terjadi di berbagai lokasi? Istilah polemos dalam Why.16:14 dapat diterjemahkan sebagai peperangan, yang mencakup sejumlah pertempuran (Mat. 24:6; Why. 11:7). Pertempuran Harmagedon adalah puncak dari beberapa peperangan yang terjadi sebelumnya di berbagai lokasi di muka bumi (Why. 12:7).
Iblis dan antikristus berusaha untuk mengumpulkan kekuatan militer dunia guna melawan pasukan sorga. Namun, usaha penyesat itu menjadi sia-sia sebab Mesias berhasil mematahkan dan menghancurkan kekuatan jahat seluruh dunia (Why. 17:12-14).
Apakah yang dimaksud dengan Babel di dalam Why.17 dan 18? Babel adalah sebuah kota besar literal yang akan dibangun pada masa datang sebagai pusat atau ibukota dunia dalam masa tribulasi. Setelah Babel dihancurkan, Allah akan membawa umatNya, Isarel dan Yehuda ke negeri mereka yaitu tanah perjanjian, dan bangsa-bangsa lain akan menggabungkan diri dengan mereka sebagaimana dinubuatkan oleh Yesaya (Yes. 14:1-2)
Ketika datang kembali, Kristus akan memimpin secara adil dan benar sejumlah siding pengadilan, antara lain:
1.      Pengadilan Orang-orang Percaya
2.      Pengadilan Israel
3.      Pengadilan Bangsa-bangsa
4.      Pengadilan Malaikat-malaikat yang jatuh
5.      Pengadilan Takhta Putih

BAB VI
KERAJAAN SYALOM
Kerajaan Allah disebut “Kerajaan Damai”, bangsa-bangsa yang pernah dan masih bertikai hingga kini akan bersatu secara damai tanpa terjadi konflik lagi di dalam Kerajaan damai (Yes. 2:4; 19:23-25; Za. 8:4-5).
Gagasan tentang Kerajaan Seribu tahun dalam Wahyu 20:4 dinyatakan oleh istilah Yunani chilia, yang artinya seribu. dalam Why. 20, istilah chilia lebih menekankan konsep Kerajaan Millenium, dimana gereja bersama Kristus akan memerintah selama seribu tahun secara literal. secara teologi, dasar pandangan dan keyakinan mengenai Kerajaan Seribu Tahun secar literal bukan pada Wahyu 20:4-6, malainkan pada janji-janji yang ada dalam Perjanjian Lama. karena tujuan kedatangan Yesus adalah untuk memerintah dalam Kerajaan Damai, setiap musuh yang sedang menguasai dunia saat itu harus dimusnahkan terlebih dahulu. hal ini secara pasti membuktikan bahwa tidak ada satupun dari para musuh sanggup menentang dan melawan Kristus. Ia akan menaklukkan dan menang atas bangsa-bangsa (Why. 19:14), antikristus dan nabi-nabi palsu (Why. 19:19-21).
Momentum Kerajaan  Seribu Tahun sesungguhnya akan terjadi secara kronologis dan literal. karena merupakan kesinambungan dari peristiwa sebelumnya yakni masa tribulasi. Peristiwa-peristiwa litaral yang akan terjadi antara lain, tahun yang literal, bahwa Kerajaan ini akan berlangsung selama seribu tahun.Kemudian pengikatan setan secara literal, dll.
Penghuni Kerajaan Seribu Tahun
Sebagai Raja yang akan emmerintah, tentunya sangan beralasan jika Kristus datang semebul kerajaan itu dimulai dan kedatanganNya itu akan disaksikan oleh semua mata (Kis. 1;11; Why.1:7).
Dalam 2Tim. 2:12, telah dilaporkan bahwa gereja juga akan turut memerintah bersama Kristus di dalam Kerajaan Millenium dan menghakimi bangsa-bangsa serta malaikat yang jatuh. Gereja akan turut memerintah dalam Kerajaan Kristus melalui prosedur pemerintahan biasa yang dilaksanakan di bumi, namun Yesus tetap menjadi raja atas seluruhnya.
Wahyu 20:4 memberi informasi tentang penghuni Kerajaan Millenium, mereka diantaranya adalah orang-orang yang mati sahid karena memberitakan Injil Kristus dalam masa tribulasi. Mereka akan bangkit dari kematian secara normal seperti gereja dibangkitkan oleh Kristus dengan tubuh fisik (1Tes. 4:16-17). Kebangkitan ini disebut kebangkitan yang pertama.
Alkitab memberitahu bahwa Israel secara bangsa akan masuk ke dalam masa tribulasi sebab Allah masih memberikan kesempatan terakhir pada mereka untuk mengakui mesias (Dan. 12:1; Yes. 26:20-21). Sebab itu, bangsa Israel yang selamat dari tribulasi akan masik ke dalam Kerajaan Millenium.
Setelah penghakiman atas bangsa-bangsa non-Israel yang hidup pada masa tribulasi, maka domba-domba, yaitu mereka yang percaya kepada Mesias (mat. 25:34-40), akan memasuki Kerajaan Millenium dengan tubuh lama yang belum diubahkan. Mereka dan bangsa Israel akan menjadi orangtua bagi orang-orang yang akan lahir dalam masa Kerajaan Seribu Tahun (band. Yes. 65:20; Yer. 30:20).
Sifat Kerajaan Millenium
Tuhan Yesus menyebut Kerajaan Millenium sebagai “penciptaan kembali” (Mat. 19:28). Alam yang sedang mengerang saat ini nanti akan dibaharui dan dibebaskan dari kutukan (Rm. 8:29-22). Topografi bumi akan mengalami perubahan (Yes. 35:1-2; 55:13; Za. 14:4-10), kesuburan tanah dipulihkan (Yes. 35:2), hidup manusia diperpanjang (Yes. 65:20). Sifat binatang buas akan diubahkan sehingga dapat hidup berdampingan dengan bayi-bayi manusia (Yes. 11:6-9). Kerajaan Millenium akan memerintah dalam bentuk pemerintahan teokrasi, dengan damai, adil dan makmur. Meski masih ada kematian namun tidak mendadak, manusia akan sehat dalam usia lanjut. Kerajaan akan berpusat pada Kristus (Kristosentris).
Dari rangkaian pengadilan yang digelar oleh Kristus, dua antaranya akan dilaksanakan pada akhir Kerajaan Millenium, menjelang penciptaan langit dan bumi yang baru (Why. 21:1). Kedua pengadilan ini hanya menjatuhkan vonis kepada pihak terdakwa, berupa hukuman kekal selamanya dalam lautan api. Pengadilan ini disebut pengadilan terhadap iblis (Why. 20:9-10) dan pengadilan tahta putih (Why. 20:11)

BAB VII
LANGIT BARU DAN BUMI BARU

Menurut kesaksian Alkitab, bumi yang ada sekarang akan dihancurkan dan dimusnakan setelah Kerajaan Millenium berakhir. Selanjutnya Allah akan menciptakan kembali bumi dan langit yang baru. Istilah langit dan bumi yang baru tidak menunjuk kepada perjalanan pelayanan gereja yang sukses secara progresif tetapi menjelaskan keadaan langit dan bumi yang baru yang total, sempurna dan berlangsung selamanya. Namun kemudian apakah bumi yang baru akan datang bersifat baru secara total atau bumi lama yang direnovasi bukan merupakan esensi utama. Tetapi kenyataan tentang adanya bumi dan Yerusalem baru secar pasti di masa depan sebagai tempat hunia kekal dan abadi bagai orang percaya tidak perlu diragukan lagi.
Yerusalem baru belum tampak pada masa sekarang di bumi. Yerusalem baru merupakan kota yang secara literal diturunkan Tuhan dari sorga ke bumi yang baru. Secara lengkap dan spesifik, keilahian dan kemuliaan kota Yerusalem baru terlihat dalam karakter-karakter suci yang dimilikinya. Alkitab menceritakan beberapa sifat utama dari kota Yerusalem baru:
·         Kota bahagia (Why. 22:4)
·         Kota yang baru dan suci (Why. 21:2)
·         Kota mahamegah (Why. 21:17)
·         Kota mahaindah (Why. 21:21)
·         Kota pesona (Why. 21:2,9)
·         Kota Abadi (Why. 21:10)
Secara teologis dapat dikatakan bahwa penduduk kota Yerusalem baru juga merupakan penghuni bumi baru. Kota Yerusalem akan didiami oleh Allah Tritunggal, Israel, gereja, bahkan semua orang suci dari segala abad (Ibr. 12:22-24). Kota tersebut tidak memerlukan Bait Suci dan matahari sebab Allah dan Anak Domba adalah Bait Suci dan lampunya (Why. 21:22), sehingga kota ini akan selalu bersinar dalam cahaya kemuliaan Allah. Alkitab memberi keterangan mengenai aktivitas orang percaya dalam Yerusalem baru:
·         Mereka akan hidup dalam ibadah dan persekutuan bersama Kristus (1Kor. 13:12; 1Yoh. 3:2)
·         Mereka akan menikmati istirahat dari segala penyakit dan keletihan fisik untuk selamanya (Why. 14:13)
·         Mereka akan memiliki pengetahuan yang penuh dan sempurna (1Kor. 13:12)
·         Mereka akan menjadi pribadi yang suci tanpa mengenal dosa (Why. 21:27)
·         Sukacita akan menjadi ciri utama yang tampak pada diri orang-orang kudus (Why. 21:4)
·         Mereka akan melayani Allah dan Anak Domba secara berkesinambungan (Why. 22:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar