BAB
I
PENDAHULUAN
DAN LATAR BELAKANG ALKITABIAH
Definisi
Secara
terminologis, istilah eskatologi dibangun dari dua kata Yunani, yaitu eskhatos,
yang artinya “akhir” atau “terakhir”, dan logos, yang artinya “Firman” atau
“ajaran”. Namun secara teologis, istilah eskhatos dipakai untuk menjelaskan
doktrin eskatologi, yakni mengungkapkan hal-hal yang akan terjadi pada masa
yang akan datang. Jadi, dapat didefinisikan bahwa eskatologi ialah ilmu atau
doktrin yang mempelajari hal-hal ajaib yang akan terjadi pada saat kedatangan
Kristus yang kedua pada masa yang akan datang, sesuai dengan kesaksian Alkitab.
Peristiwa-peristiwa penting yang akan terjadi tersebut meliputi kebangkitan
orang percaya dan pengangkatan gereja, bema atau takhta pengadilan Kristus
untuk menentukan pembagian mahkota, masa tribulasi atau kesengsaraan dan
pembinasaan terhadap Antikristus dan para pengikutnya, Kerajaan Syalom atau
Kerajaan Millenium selama seribu tahun, penghukuman dan pembinasaan iblis serta
semua orang yang menolak Yesus dari segala zaman, kemudian diakhiri dengan
langit dan bumi baru.
Sedangkan
istilah biblika berasal dari kata sifat bahasa Inggris biblical, yang artinya
“dari atau dalam Alkitab”. Dengan demikian, Doktrin Eskatologi dalam buku ini
dibangun berdasarkan kaidah eksegetis biblika.
Penafsiran
Nubuat
Aspek esensial doktrin eskatologi ialah fakta
futuristic, yaitu pengungkapan sejumlah peristiwa yang akan terjadi di masa
yang akan datang melalui nubuat pada masa yang lampau. Bagaimana kecenderungan
dan sikap seseorang terhadap nubuat Alkitab, hal yang pasti adalah bahwa
seluruh kebenaran itu akan digenapi oleh Tuhan. Prinsip penafsiran harus
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan umum yang perlu diambil dalam menafsirkan
Alkitab, yakni: interpretasi kata-kata, interpretasi konteks, interpretasi
sejarah, interpretasi gramatikal dan interpretasi bahasa lambang.
Interpretasi
literal adalah tafsiran yang merupakan hasil dan pengamatan terhadap cara Allah
menyatakan dan memenuhi wahyuNya. Prinsip interpretasi literal harus dipertahankan
dalam menafsirkan nubuat sebab telah terbukti bahwa pola tersebut digunakan
oleh Perjanjian Baru dalam menggenapi nubuat Perjanjian Lama. Hukum double
reference ialah sebuah nubuat yang mempersatukan dua peristiwa yang digenapi
secara terpisah jauh, dimana penggenapan yang satunya terjadi dalam kala kini
atau lampau. Salah satu aspek yang penting dalam metode penafsiran ialah aspek
gramatika. Pengusaan dan pemahaman gramatika bahasa asli Alkitab menjadi sangat
penting dalam upaya hermeneutic atau penyelidikan teks.
Perjanjian
Meskipun
ada sangat banyak persoalan yang tidak jelas dan tidak pasti di dunia ini, satu
hal yang pasti adalah “Perjanjian Allah” (Hak. 2:1). Pengertian dasar istilah
perjanian diangkat dari kata Ibrani, “berit” yang diterjemahkan sebagai
“perjanjian”. Secara teologis berit digunakan untuk mengungkapkan perjanjian
antara Allah dengna manusia yang meliputi perjanjian Allah dengan Abraham (Kej.
12:1-3). Implementasi dari seluruh wahyu tersebut disajikan Allah melalui perjanjian
ilahi kepada pribadi-pribadi tertentu yang secara teologis dikenal dengan
beberapa sebutan, antara lain: Perjanjian Adam, Perjanjian Nuh, Perjanjian
AbrahamPerjanjian Musa, Perjanjian Palestina, Perjanjian Daud, dan Perjanjian
Baru.
PERIODE
70x7 MASA
Nubuat
tentang periode 70x7 masa di dalam Daniel. 9:24-25 dilatarbelakangi oleh nubuat
kejatuhan Babel ke tangan Media Persia (Dan. 9:12). Terdapat enam aspek utama
yang ditekankan dalam pemulihan selama 490 tahun tersebut: Untuk melenyapkan
kefasikan, mengakhiri dosa, menghapuskan kesalahan, mendatangkan keadilan yang
kekal, menggenapi penglihatan dan nubuat dan mengurapi yang Maha kudus.
Menurut
Alkitab, nubuat tersebut dimulai dari saat firman itu keluar, yakni ketika
Yerusalem mulai dipulihkan dan dibangun kembali. Walvoord setuju pendapat bahwa
satu-satunya yang cocok dengan pembangunan kota dan tembok Yerusalem adalah
dekrit Asthasastapada tahun 445-444 SM yang diberikan kepada Nehemia. (Neh.
1:3; 2:4-8). Dalam kenyataan historis, periode 483 tahun telah digenapi pada
tahun 33 M, yakni pada saat kematian Kristus. Karena itu masih tersisa 7 tahun
masa terakhir dari masa 490 tahun itu yang belum digenapi.
PERIODE
1x7 MASA
Tuhan
Yesus mengajarkan bahwa periode 1x7 masa yang dicatat dalam Dan. 9:27 secara pasti
menunjuk pada masa tribulasi selama tujuh tahun (Why. 11:3; 12:6). Masa yang
akan dimulai setelah gereja diangkat dan dilanjutkan dengan peristiwa
kedatangan Kristus untuk memerintah di bumi.
Permasalahan
pokok yang perlu dituntaskan dalam tulisan ini ialah bagaimana konsep dan
ajaran pengangkatan gereja dan kedatangan Kristus yang kedua di bumi, karena
banyaknya pandangan yang controversial dari berbagai pihak.
BAB
II
PERSEPSI
DOKTRINAL MENGENA
KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA
Teologi Liberal
Dalam perkembangan kekristenan, istilah tersebut
dimunculkan dalam dunia teologi guna menjelaskan pandangan dan ajaran tertentu
yang dikenal dengan sebutan “teologi liberal”, yaitu paham teologi yang
mendasarkan ajarannya tidak pada Alkitab, melainkan pada rasio serta
penemuan-penemuan empiris. Paham teologi liberal mengajarkan bahwa masyarakat
saat ini sedang menuju kepada realisasi Kerajaan Allah. Kerajaan tersebut sudah
ada di tengah manusia dan meliputi penebusan dan keselamatan, bukannya
penghukuman atas dosa. Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang terjadi pada masa
datang yang bersifat supernatural. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
konsep kedatangan Kristus yang kedua untuk mengangkat gereja dan memerintah
dalam Kerajaan Millenium di bumi tidak ditemukan dalam eskatologi kaum liberal.
Paham ini juga mengatakan bahwa orang mengalami
pembaharuan hidup jika ia menjadi bagian dari masyarakat dan bukan karena
kematian dan kebangkitan Kristus. Beberapa tooh teolog liberal adalah Albrcht Ritchl, Adolph von Harnack, Horace
Bushnell, Walter Rauschenbusch, dll.
Terdapat
tiga pandangan yang berkembang dalam lingkup teologi servatif, yaitu:
amillenialisme, postmillenialisme dan premillenialisme. Dalam konteks teologi,
istilah tersebut mengacu pada pengertian Kerajaan Seribu Tahun.
AMILLENIALISME
Amillenialisme adalah pandangan yang menolak akan
adanya Kerajaan Seibu Tahun secara literal yang akan didirikan oleh Kristus di
bumi pada masa depan. Agustinus adalah sosok yang memberikan kontribusi
terbanyak terhadap pencetusan paham amillenialisme. Kaum amillenialisme
menguasai dan mempengaruhi era protestan, termasuk kaum reformed. Prinsip utama
dari hermeneutik amillenialisme adalah memprioritaskan data-data Perjanjian
Baru dari pada Perjanjian Lama. Implikasi dari prinsip ini adalah kecenderungan
untuk merohanikan sejumlah nubuat PL yang tidak semestinya dilakukan oleh PB.
Berikut beberapa pandangan eskatologi
amillenialisme. Pertama, semua peristiwa dimasa depan yang berhubungan dengan
kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi secara bersamaan pada saat Kristus
datang untuk kali kedua. (Yoh. 5:28-29; 1Kor. 15:5). Kedua, pemulihan Israel
sebagai bangsa terjadi sebelum kedatangan Kristus untuk mengangkat jemaat.
Ketiga, kaum amillenial menggapa bahwa Why. 20:4-6 merupakan penglihatan
tentang pemerintahan orang Kristen bersama Yesus.
POSTMILLENIALISME
Postmillenialisme adalah pandangan yang beranggapan
bahwa Kerajaan Allah saat ini sedang berlangsung secara meluas melalui
pemberitaan serta pekerjaan Roh Kudus dalam diri setiap orang percaya. Ciri
utama doktrin postmillenialisme adalah pandangan bahwa gereja adalah alat untuk
menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Postmillenialisme didirikan pada abad 19
hingga abad 20 oleh sejumlah tokoh seperti: Charles Hodge, William Shedd,
Warfield A. Hodge, dll. Karakter dan esensi utama pandangan ini adalah adanya
suatu kemajuan masyarakat damai secara bertahap menuju kesempurnaan di masa
depan.
PREMILLENIALISME
Premillenialisme percaya bahwa gereja akan mengalami
pengangkatan ketika Kristus datang di angkasa (1Tes. 4:13-18) sebelum masa
tribulasi. Adanya Kerajaan Seribu tahun di bumi akan dibangun oleh Allah
sendiri setelah terjadi kebangkitan orang mati dan setelah Kerajaan Seribu
tahun berakhir maka terjadilah penghancuran serta penghukuman terhadap dunia.
Seiring perkembangannya paham ini telah terbagi menjadi dua bagian:
Premillenialisme dispensasional dan Premillenialisme sejarah. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh perbedaan metode penafsiran dari kedua kelompok.
Premillenialisme dispensasional berpegang pada prinsip penafsiran litaral,
sedangkan premillenialisme sejarah cenderung menggunakan prinsip penafsiran
alegoris atau rohani.
Penganut premillenial dipensasional dalam sejarah
perkembangan eskatologi telah terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan
metode penafsiran serta keuakinan masing-masing atas peristiwa pengangkatan
gereja. Pertama, pandangan posttribulasi yang mengajarkan bahwa jemaat akan
masuk ke dalam tribulasi dan emngalami penderitaan selama masa tersebut, seetelah
masa itu berakhir gereja akan diangkat ketika Kristus datang kedua kali. Kedua,
Midtribulasi yang mengajarkan bahwa gereja akan diangkat tepat pada pertengahan
masa tujuh tahun dari tribulasi atau pada tiga setengah tahun pertama. Ketiga,
pandangan partial yang beranggapan bahwa hanya sebagian orang percaya yang siap
secara rohani akan emngalami rapture atau terhindari dari siksaan masa
tribulasi, sedangkan orang percaya yang seringkali jatuh dalam dosa akan masuk
ke dalam tribulasi untuk mengalami secara total. Keempat, pandangan
pretribulasi yang berketetapan percaya bahwa secara pasti gereja akan menikmati
rapture dengan kemuliaan Krsitus sebelum tribulasi tiba (1Tes. 5:9-10).
BAB
III
KEMATIAN
SEBAGAI AKIBAT DOSA
Dosa dan kematian termasuk problem rohani utama dan
sentral dalam kehidupan manusia. Penolakan dari pihak tertentu terhadap ajaran
mengenai kebangkitan tubuh dan ajaran tentang kedatang Kristus yang kedua
mungkin saja terjadi, tetapi tidak seorang pun yang sanggup membantah kenyataan
bahwa semua orang pasti mengalami kematian sebagai akibat dosa (Rm. 3:23;
6:23).
Alkitab mengajarkan bahwa Allah sangat mengasihih
manusia dan memiliki rencana yang indah bagi setiap orang (Yoh. 3:16; 10:10b).
Tetapi semua orang telah berdosa oleh dosa Adam. Menurut Alkitab secara umum
dosa dapat dikategorikan dalam tiga jenis antara lain; Dosa Warisan, yaitu keadaan manusia yang berdosa yang dibawa sejak
lahirnya. Dosa Imputasi, dosa ini
juga disebut dosa pelimpahan, yaitu dosa yang diturunkan secara langsung dari Adam
kepada setiap orang dalam tiap-tiap generasi. Dosa Pribadi, yaitu dosa atau perbuatan jahat yang dilakukan
sendiri oleh setiap orang yang telah memiliki rasa tanggung jawab.
TEMPAT
ORANG MATI
Kematian bukanlah akhir dari kisah kehidupan
manusia. Ketika manusia mati, tubuh insaninyalah yang berakhir tetapi jiwa atau
rohnya tetap hidup. Roh orang yang ada dalam Yesus akan selamat dan pergi ke
Sorga (1Kor, 5:5), tetapi mereka yang menolak Yesus, maka rohnya akan masuk ke
dalam neraka (1Pet. 3:20).
Perjanjian
Lama
Pada umumnya keberadaan orang-orang yang mati dalam
masa PL dijelaskan dengan kata Ibrani yarad
yang artinya “turun” ketempat dunia orang mati (Sheol, Kej. 37:35; Bil.
16:33). Sheol adalah tempat orang mati yang berada di bagian bumi yang paling
bawah. Dalam septuaginta, sheol diterjemahkan dengan hadesh. Dengan demikian sheol bukan lokasi untuk menampung tubuh
orang mati tetapi merupakan tempat bagi jiwa orang-orang mati. Orang mati yang
percaya maupun orang kafir pada masa PL ditempatkan di sheol.
Perjanjian
Baru
PB yang dimaksud adalah periode yang dimulai dari
kelahiran Yesus hingga kenaikanNya. Dalam kasus Lazarus (16:22-31), dapat
diketahui bahwa Lazarus dan Abraham dalam dialog itu bukan berada di Sorga,
melainkan di tempat yang sama dengan orang kaya itu yaitu di hadesh. Namun,
lokasi mereka dipisahkan oleh jurang yang tak tersebrangi. Malaikat tidak
membawa Lazrus ke sorga setelah kematian, melainkan ke salah satu bagian dari
hadesh yang disebut dengan firdaus.
Masa
Gereja
Setelah Yesus naik ke sorga, tepatnya sejak gerja
didirikan pada jari pentakosta, jiwa orang percaya atau jemaat yang meninggal
dunia tidak lagi turun ke pangkuan Abraham, tetapi langsung diangkat ke sorga
(2Kor. 5:8; 12:2-4; Flp. 1:23). Dengan demikian orang percaya segera menghadap
Kristus di sorga ketika meninggal sedangkan orang yang menolak Kristus tetap
turun ke hades/sheol setelah mengalami kematian untuk menerima penyiksaan.
BAB
IV
RAPTURE
KEBANGKITAN
DAN PENGANGKATAN GEREJA
Peristiwa
akbar seputar pengangkatan gereja merupakan salah satu pusat perngharapan
eskatologi orang percaya. Keyakinan tersebut berhubungan erat dengan kedatangan
Kristus yang kedua (parousia). Kedatangan Tuhan sesungguhnya dapat
diidentifikasi melalui tanda-tanda khas yang akan terjadi, walaupun saatnya
yang tepat tidak dapat diantisipasi atau ditentukan sebelumnya.
KedatanganNya untuk mengangkat jemaat
ditandai dengan tiupan sangkakala malaikat dan seruan nyaring, kemudian diikuti
dengan kehadiran Tuhan diangkasa namun tidak menginjakkan kakiNya di bumi.
Dalam 1Tes. 4:16-17 diberitahukan bahwa perjumpaan Kristus dengan gerejaNya
secara pasti akan terjadi di angkasa (yang sering disebut dengan “pertemuan di
angkasa”), bukan di bumi atau di surge apalagi ditempat yang tidak jelas.
Anugerah
dan keajaiban
lain yang akan terjadi dalam peristiwa rapture ialah bahwa Kristus memberikan
tubuh yang baru kepada setiap orang
percaya, seperti tubuhNya yang mulia (flp. 3:20-21; 1Yoh. 3:2). Pemberian tubuh
ini merupakan tindakan yang beralasan sebab jemaat akan hidup bersama Kristus
di sorga yang tidak mungkin dihuni dengan tubuh fana dan penuh dosa. Istilah
mengubah dalam Flp. 3:21, adalah terjemahan dari kata metaskhematizo. Istilah ini dibangun dari kata schema, yang artinya bentuk penampilan alami yang meliki
sifat-sifat insane (flp. 2:7), kata ’serupa’ diterjemahkan dari kata symmorphos yakni istilah dari kata morphe yang berarti bentuk penampilan
ilahi yang memilik sifat-sifat supernatural, biasa digunakan untuk Kristus guna
menyatakan dan memperlihatkan seluruh kemulian Allah Bapa yang ada di dalam
diriNya.
Dalam
1Tes. 5:2-3 telah diniformasikan bahwa hari Tuhan yaitu kedatangn Kristus
sesungguhnya akan terjadi secara tiba-tiba. Alkitab menegaskan bahwa tidak
seorangpun yang bias mengetahuinya. Saat kedatangan Kristus ditetapkan menurut
keputusan ilahi dan kedaulatan bapa di sorga yang tidak dapat dipahami oleh
siapapun (Mat. 24:36). Ketika Kristus datang dan mengangkat gerejaNya, maka Ia
memenuhi janjiNya bahwa gerejaNya tidak akan masuk ke dalam masa penderitaan di
tribulasi, karena Allah sendiri telah menjaminnya (Rm. 5:9; 1Tes. 1:10; 5:9-10;
Why. 3:10).
BEMA
Bema
ialah momentum pengadilan Kristus bagi setiap orang percaya di sorga (2Kor.
5:10). Bema merupakan istilah Yunani yang berarti “kursi pengadilan”.
Penjelasan yang menarik tentang bema dapat dipahami melalui etimologi kata
tersebut. Pada zaman Paulus, istilah bema menunjuk pasa kursi yang tinggi
sabagai tempat duduk wasit yang memimpin sebuah lomba. Selesai pertandingan,
peseta lomba harus berkumpul di sekitar bema untuk menerima hadiah sesuai
prestasi yang diraih masing-masing. Demikian juga, bema atau tahta pengadilan Kristus bukanlah tempat untuk
menjatuhkan hukuman, tetapi untuk pemberian mahkota bagi setiap orang percaya
sesuai perbuatan baik yang ia lakukan selama di bumi.
Menurut
Alkitab, upah yang diterima oleh jemaat yang berhasil memenangkan pertandingan
iman selama di dunia ialah sejumlah mahkota:
·
Mahkota
Abadi → Bagi orang yang senantiasa
mempertahankan kekudusan hidup (1Kor. 9:26)
·
Mahkota
Kemegahan → Bagi jemaat yang tekun dalam
panggilan pelayanan untuk memenangkan jiwa bagi Kristus (1Tes. 2:19)
·
Mahkota
Kebenaran → Bagi orang percaya yang senantiasa
menantikan kedatangn Kristus yang kedua dengan penuh iman (2Tim. 4:8)
·
Mahkota
Kehidupan → Bagi anggota jemaat atau pelayan yang
setia melayani dan memuliakan Yesus (Yak. 1:12)
·
Mahkota
Kemuliaan → Bagi para gembala jemaat yang tekun
dalam tugas penggembalaan jemaat yang ditugaskan kepadanya (1Ptr. 5:4)
PERKAWINAN
ANAK DOMBA
Meskipun
tidak banyak ayat yang mencatat momentum ini, gagasan tentang peristiwa
perkawinan Anak Domba Allah terbukti di dalam surat-surat Paulus yang
menyebutkan bahwa gereja adalah tunangan Kristus (2Kor. 11:2) dan mempelai
perempuan dari kepala gereja yaitu Kristus (Ef. 5:23-27). Sukacita dan
sorak-sorai merupakan suasana yang tak dapat terlukiskan dengan kata-kata.
Kegembiraan secara literal dibuktikan dengan isitilah agalliao (Why. 19:7), yang diterjemahkan dengan “bersukacita dan
bersorak-sorai”. Istilah gamos dalam Why. 1:7 menjelaskan gagasan tentang
pesta literal, namun semarak dan kemuliaan Pesta Kawni Anak Domba itu jauh
lebih mulia dari pesta di dunia.
BAB
V
TRIBULASI
MASA
PENYIKSAAN DAN
KEHANCURAN ANTIKRISTUS
Isitilah
tribulasi dalam dunia teologi khususnya eskatologi menunjuk pada masa sengsara
yang dasyat sebagai akibat dari tindakan antikristus dan murka Allah yang
sangat mengerikan yang menimpa semua umat manusia yang diam di bumi saat itu
(Why. 3:10). Masa itu akan berlangsung selama tujuh tahun (Dan. 9:24).
Kerajaan
antikristus dan kerajaan sekutunya akan terjadi dalam tiga setengah tahun
pertama masa tribulasi, sebagaimana dinubuatkan dalam Dan. 9:27. Pada
pertengahan masa tujuh tahun atau di akhir masa tiga setengah tahun pertama,
antikristus akan membatalkan perjanjian dengan Israel dan membangun agama dunia
seta memaksa penduduk bumi untuk menyembah dia sebagai allah atas alam semesta
(Dan. 12:11; Mat. 24:15; 2Tes. 2:4).
Alkitab
menyebutkan adanya beberapa tujuan dari masa kesengsaraan itu:
·
Tribulasi mempersiapkan
Israel sebagai bangsa untuk menyambut dan menerima kedatangan Mesias (Why.
7:1-8).
·
Tribulasi memeberikan
kesempatan terakhir bagi bangsa-bangsa lain untuk menerimaYesus (Why. 7:9).
·
Tribulasi menjadi
hukuman atau murka yang setimpal bagi berbagai bangsa atau orang yang menolak
Kristus (Why. 3:10; 6:15).
Kronologi
Peristiwa Dalam Masa Tribulasi
Kronologi
berikut ini tidak mutlak, namun cukup menolong untuk meletakkan
peristiwa-peristiwa periode tribulasi dalam susunan yang logis:
·
Antikristus naik takhta
pemerintahan dunia
·
Antikristus menguasai
poitik dan militer dunia
·
Antikristus menguasai
ekonomi dunia
·
Antikristus sebagai
Allah bagi dunia
Meskipun
gereja telah diangkat ke sorga, dalam masa tribulasi Injil akanterus-menerus
diberitakan keseluruh pelosok dunia. Sejumlah kelompok yang dipakai Tuhan untuk
melaksanakan misi tersebut antara lain: 144.000 orang Yahudi (Why. 7:4-8), para
martir (Why. 20:4), dua saksi (Why. 11:2-3), dan malaikat (Why. 14:6).
Meskipun murka Allah sudah ditumpahkan
ke bumi, setan dan antikristus tetap tegar untuk menghujat Allah. Tetapi atas
perintah Allah, Mikhael, panglima sorgawi mengambil ahli pertempuran dan
menghempaskan setan dan para pengikutnya. Peristiwa lain yang terjadi pada
pertengahan masa kesusahan ialah kejadian antikristus yang membatalkan
perjanjian damai tujuh tahun dengan Israel (Dan. 9:27).
Pada
saat tertentu dalam masa tiga setengah tahun pertama system keagamaan
antikristus akan dihancurkan oleh sepuluh raja yang bersekutu saat itu (Why.
17:16-18). Kejatuhannya dijelaskan sebagai kejatuhan Babel, yaitu suatu system keagamaan
yang berbentuk sinkritisme. Namun, pada tiga setengah tahun kedua atau dalam tribulasi
besar, penyesat itu akan dilumpuhkan secara dasyat melalui murka Allah yang
terdiri dari enam sangkakala (Why. 8-9) dan tujuh cawan (Why. 15-16).
Harmagedon adalah nama
dari sebuah tempat yang misterius, yang sering diidentifikasikan sebagai Megido,
yaitu lembah yang ada di sekitar Yerusalem. Menurut Alkitab, Harmagedon merupakan
lokasi antikristus mengumpulkan raja-raja dunia dan para sekutunya untuk berperang
melawan Kristus (Why. 16:12-16).
Berdasarkan data
Alkitab, menjelang berakhirnya masa tribulasi besar angkatan bersenjata dari segala
bangsa akan berkumpul di Harmagedon untuk menyerang Yerusalem, sebagai protes dan
pernyataan amarah mereka terhadap Allah yang menumpahkan murka. Apakah peperangan
harmagedon hanya dipusatkan di satu tempat tertentu atau terjadi di berbagai lokasi?
Istilah polemos dalam Why.16:14 dapat
diterjemahkan sebagai peperangan, yang mencakup sejumlah pertempuran (Mat.
24:6; Why. 11:7). Pertempuran Harmagedon adalah puncak dari beberapa peperangan
yang terjadi sebelumnya di berbagai lokasi di muka bumi (Why. 12:7).
Iblis dan antikristus berusaha
untuk mengumpulkan kekuatan militer dunia guna melawan pasukan sorga. Namun,
usaha penyesat itu menjadi sia-sia sebab Mesias berhasil mematahkan dan menghancurkan
kekuatan jahat seluruh dunia (Why. 17:12-14).
Apakah yang dimaksud dengan Babel
di dalam Why.17 dan 18? Babel adalah sebuah kota besar literal yang akan dibangun
pada masa datang sebagai pusat atau ibukota dunia dalam masa tribulasi. Setelah
Babel dihancurkan, Allah akan membawa umatNya, Isarel dan Yehuda ke negeri mereka
yaitu tanah perjanjian, dan bangsa-bangsa lain akan menggabungkan diri dengan mereka
sebagaimana dinubuatkan oleh Yesaya (Yes. 14:1-2)
Ketika datang kembali,
Kristus akan memimpin secara adil dan benar sejumlah siding pengadilan, antara
lain:
1.
Pengadilan
Orang-orang Percaya
2.
Pengadilan
Israel
3.
Pengadilan
Bangsa-bangsa
4.
Pengadilan
Malaikat-malaikat yang jatuh
5.
Pengadilan
Takhta Putih
BAB VI
KERAJAAN
SYALOM
Kerajaan
Allah disebut “Kerajaan Damai”, bangsa-bangsa yang pernah dan masih bertikai
hingga kini akan bersatu secara damai tanpa terjadi konflik lagi di dalam
Kerajaan damai (Yes. 2:4; 19:23-25; Za. 8:4-5).
Gagasan
tentang Kerajaan Seribu tahun dalam Wahyu 20:4 dinyatakan oleh istilah Yunani chilia, yang artinya seribu. dalam Why.
20, istilah chilia lebih menekankan konsep Kerajaan Millenium, dimana gereja bersama
Kristus akan memerintah selama seribu tahun secara literal. secara teologi,
dasar pandangan dan keyakinan mengenai Kerajaan Seribu Tahun secar literal
bukan pada Wahyu 20:4-6, malainkan pada janji-janji yang ada dalam Perjanjian
Lama. karena tujuan kedatangan Yesus adalah untuk memerintah dalam Kerajaan
Damai, setiap musuh yang sedang menguasai dunia saat itu harus dimusnahkan
terlebih dahulu. hal ini secara pasti membuktikan bahwa tidak ada satupun dari
para musuh sanggup menentang dan melawan Kristus. Ia akan menaklukkan dan
menang atas bangsa-bangsa (Why. 19:14), antikristus dan nabi-nabi palsu (Why.
19:19-21).
Momentum
Kerajaan Seribu Tahun sesungguhnya akan
terjadi secara kronologis dan literal. karena merupakan kesinambungan dari
peristiwa sebelumnya yakni masa tribulasi. Peristiwa-peristiwa litaral yang
akan terjadi antara lain, tahun yang literal, bahwa Kerajaan ini akan
berlangsung selama seribu tahun.Kemudian pengikatan setan secara literal, dll.
Penghuni
Kerajaan Seribu Tahun
Sebagai
Raja yang akan emmerintah, tentunya sangan beralasan jika Kristus datang
semebul kerajaan itu dimulai dan kedatanganNya itu akan disaksikan oleh semua
mata (Kis. 1;11; Why.1:7).
Dalam
2Tim. 2:12, telah dilaporkan bahwa gereja juga akan turut memerintah bersama Kristus
di dalam Kerajaan Millenium dan menghakimi bangsa-bangsa serta malaikat yang
jatuh. Gereja akan turut memerintah dalam Kerajaan Kristus melalui prosedur
pemerintahan biasa yang dilaksanakan di bumi, namun Yesus tetap menjadi raja
atas seluruhnya.
Wahyu
20:4 memberi informasi tentang penghuni Kerajaan Millenium, mereka diantaranya
adalah orang-orang yang mati sahid karena memberitakan Injil Kristus dalam masa
tribulasi. Mereka akan bangkit dari kematian secara normal seperti gereja
dibangkitkan oleh Kristus dengan tubuh fisik (1Tes. 4:16-17). Kebangkitan ini
disebut kebangkitan yang pertama.
Alkitab
memberitahu bahwa Israel secara bangsa akan masuk ke dalam masa tribulasi sebab
Allah masih memberikan kesempatan terakhir pada mereka untuk mengakui mesias
(Dan. 12:1; Yes. 26:20-21). Sebab itu, bangsa Israel yang selamat dari
tribulasi akan masik ke dalam Kerajaan Millenium.
Setelah
penghakiman atas bangsa-bangsa non-Israel yang hidup pada masa tribulasi, maka
domba-domba, yaitu mereka yang percaya kepada Mesias (mat. 25:34-40), akan
memasuki Kerajaan Millenium dengan tubuh lama yang belum diubahkan. Mereka dan
bangsa Israel akan menjadi orangtua bagi orang-orang yang akan lahir dalam masa
Kerajaan Seribu Tahun (band. Yes. 65:20; Yer. 30:20).
Sifat
Kerajaan Millenium
Tuhan
Yesus menyebut Kerajaan Millenium sebagai “penciptaan kembali” (Mat. 19:28).
Alam yang sedang mengerang saat ini nanti akan dibaharui dan dibebaskan dari
kutukan (Rm. 8:29-22). Topografi bumi akan mengalami perubahan (Yes. 35:1-2;
55:13; Za. 14:4-10), kesuburan tanah dipulihkan (Yes. 35:2), hidup manusia
diperpanjang (Yes. 65:20). Sifat binatang buas akan diubahkan sehingga dapat
hidup berdampingan dengan bayi-bayi manusia (Yes. 11:6-9). Kerajaan Millenium
akan memerintah dalam bentuk pemerintahan teokrasi, dengan damai, adil dan
makmur. Meski masih ada kematian namun tidak mendadak, manusia akan sehat dalam
usia lanjut. Kerajaan akan berpusat pada Kristus (Kristosentris).
Dari
rangkaian pengadilan yang digelar oleh Kristus, dua antaranya akan dilaksanakan
pada akhir Kerajaan Millenium, menjelang penciptaan langit dan bumi yang baru
(Why. 21:1). Kedua pengadilan ini hanya menjatuhkan vonis kepada pihak
terdakwa, berupa hukuman kekal selamanya dalam lautan api. Pengadilan ini
disebut pengadilan terhadap iblis (Why. 20:9-10) dan pengadilan tahta putih
(Why. 20:11)
BAB
VII
LANGIT
BARU DAN BUMI BARU
Menurut
kesaksian Alkitab, bumi yang ada sekarang akan dihancurkan dan dimusnakan
setelah Kerajaan Millenium berakhir. Selanjutnya Allah akan menciptakan kembali
bumi dan langit yang baru. Istilah langit dan bumi yang baru tidak menunjuk
kepada perjalanan pelayanan gereja yang sukses secara progresif tetapi
menjelaskan keadaan langit dan bumi yang baru yang total, sempurna dan
berlangsung selamanya. Namun kemudian apakah bumi yang baru akan datang
bersifat baru secara total atau bumi lama yang direnovasi bukan merupakan
esensi utama. Tetapi kenyataan tentang adanya bumi dan Yerusalem baru secar
pasti di masa depan sebagai tempat hunia kekal dan abadi bagai orang percaya
tidak perlu diragukan lagi.
Yerusalem
baru belum tampak pada masa sekarang di bumi. Yerusalem baru merupakan kota
yang secara literal diturunkan Tuhan dari sorga ke bumi yang baru. Secara
lengkap dan spesifik, keilahian dan kemuliaan kota Yerusalem baru terlihat
dalam karakter-karakter suci yang dimilikinya. Alkitab menceritakan beberapa
sifat utama dari kota Yerusalem baru:
·
Kota bahagia (Why.
22:4)
·
Kota yang baru dan suci
(Why. 21:2)
·
Kota mahamegah (Why.
21:17)
·
Kota mahaindah (Why.
21:21)
·
Kota pesona (Why.
21:2,9)
·
Kota Abadi (Why. 21:10)
Secara
teologis dapat dikatakan bahwa penduduk kota Yerusalem baru juga merupakan
penghuni bumi baru. Kota Yerusalem akan didiami oleh Allah Tritunggal, Israel,
gereja, bahkan semua orang suci dari segala abad (Ibr. 12:22-24). Kota tersebut
tidak memerlukan Bait Suci dan matahari sebab Allah dan Anak Domba adalah Bait
Suci dan lampunya (Why. 21:22), sehingga kota ini akan selalu bersinar dalam
cahaya kemuliaan Allah. Alkitab memberi keterangan mengenai aktivitas orang
percaya dalam Yerusalem baru:
·
Mereka akan hidup dalam
ibadah dan persekutuan bersama Kristus (1Kor. 13:12; 1Yoh. 3:2)
·
Mereka akan menikmati
istirahat dari segala penyakit dan keletihan fisik untuk selamanya (Why. 14:13)
·
Mereka akan memiliki
pengetahuan yang penuh dan sempurna (1Kor. 13:12)
·
Mereka akan menjadi
pribadi yang suci tanpa mengenal dosa (Why. 21:27)
·
Sukacita akan menjadi
ciri utama yang tampak pada diri orang-orang kudus (Why. 21:4)
·
Mereka akan melayani
Allah dan Anak Domba secara berkesinambungan (Why. 22:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar